Lisata

Saya Lisata. Lebih sering dipanggil Mr. Lee atau ustadz Li. Alumni kelas menulis Solo pada 2017. Ya, lumayan lama. Sayangnya, selama ini saya off. Kok bisa. heh...

Selengkapnya
Navigasi Web
TantanganGurusiana hari ke-5   Plus 7 minus 3 sama dengan semut
httpswww.dw.comidfakta-menarik-tentang-semutg-18657534

TantanganGurusiana hari ke-5 Plus 7 minus 3 sama dengan semut

+7-3 = Semut

Allah Ta’ala dengan segala kesempurnaan-Nya menetapkan salah satu nama surah dalam Alquran adalah An Naml. An Naml merupakan surah yang ke-27  terdiri dari 93 ayat. An Naml berarti semut. Binatang lain yang menjadi nama surah adalah An Nahl (lebah), Al Ankabut (laba-laba), Al Baqarah (sapi betina) dan Al Fiil ( gajah).

Sementara itu, pituah adat Minangkabau mengungkapkan “Panakiak pisau sirauik ambiak galah batang lintabuang, salodang ambiak ka niru, nan satitiek jadikan lauik, nan sakapa jadikan gunuang, alam takambang jadikan guru”. Alam takambang jadikan guru berarti belajar di alam, belajar dari alam, belajar untuk melestarikan alam.

Di alam sekitar kita, semut bukanlah sesuatu yang asing. Bermacam jenis, ukuran dan warna semut yang pernah kita lihat. Dahsyatnya gigitan semut pernah kita nikmati. Yang lebih serunya lagi, semut pun tertelan saat ia berendam dalam teh manis atau kopi susu. Ngapain juga minum teh atau kopi susu tanpa izin tuannya?.

Semut si makhluk kecil nan unik. Banyak hal yang mesti kita berguru darinya. Sebagai guru kita, layaklah dipanggil dia sebagai master. Master semut?. Bukankah gurunya Po dipanggil dengan master?.

Bila kita cermati  film Kungfu Panda 1 sampai dengan yang ke-3, terdapat perbedaan yang cukup baik dari kepribadian Po yang sebagai tokoh utamanya. Pendewasaan Po ini  tidak terlepas dari campur tangan gurunya, master shifu. Ya, seekor "red panda" tua yang bijaksana walaupun terkadang bijak sini.

Dengan sangat sabar dan disertai teknik yang unik, master shifu yang tadinya hampir menyerah untuk mengajari Po. Namun, perlahan dan pasti ia terus mengajari Po berbagai macam ilmu bela diri. Hingga di akhir kisah, Po sebagai penerima estafet master shifu.

Meskipun Kungfu Panda hanya ada di alam imajinasi, tidak mengapa kita ambil nilai positifnya. Ada master shifu bagi Po, bagi kita ada master semut alias “ alam takambang jadi guru”. Apa saja yang patut kita pelajari dari master semut?.

Pertama : Tertib dan rapi

Di sepanjang perjalanannya, semut selalu berbaris dengan tertib dan rapi. Seakan ada pertanda khusus di jalan yang mereka tapaki. Walaupun medan yang mereka tempuh itu penuh dengan aral rintang berkelok, menurun dan mendaki.

Tertib dan rapi akhirnya melahirkan budaya antri. Saling memahami akan situasi dan kondisi. Sehingga tidak mungkin akan mencekal, sikut ke kanan dan ke kiri, apalagi mendahului.

 Bagaimana dengan kita?. Terkadang masih berat agar antri ini bisa membudaya. Buktinya dapat kita jumpai di jalan raya. Persimpangan lampu merah atau saat macet sedang melanda. Perang klakson seakan hal yang biasa. Para pengendera ingin lebih cepat dan menjadi yang pertama.   

Kedua : Setiap bersua selalu bertegur sapa

Bila bersua dengan temannya, selalu bertegur sapa. Tidak tertutup kemungkinan ada salam khusus diantara mereka. Walaupun hanya berlangsung beberapa detik saja, cukuplah untuk berbagi cerita. Barangkali dibumbui dengan canda dan tawa.  

Dengan kian canggihnya teknologi, hampir mengurangi budaya kita yang ramah saat bersemuka. Bisa kita alami sendiri, misalnya saat di tempat pertemuan, ada diantara kita yang cukup acuh dengan keberadaan orang di dekatnya. Sibuk dengan benda ajaib kecil di tangannya. Ia terlalu khusyuk di dunia maya. Phubbing, itulah fenomena yang tengah menciderai budaya tegur sapa.

Ketiga : Semangat dalam bergotongroyong

Dalam mengerjakan tugas berat, sudah membudaya bagi semut menyelesaikannya dengan bergotongroyong. Beban berat dipikul bersama walaupun ada diantara mereka yang tergopoh-gopoh dan mesti ditolong. Seng penting ikut berpartisipasi, gitu dong

Berita baiknya, budaya gotong royong ini masih kental di tengah masyarakat kita. Kalau ada diantara warga yang tidak bisa memberikan bantuan tenaga, biasanya dengan cara lain yang tak terduga. Misalnya, ia menyumbang makanan dan minuman ala kadarnya.

Keempat : Pekerja keras

Semut tidak akan berhenti dan menyerah sebelum tugas yang diamanahkan kepadanya tuntas. Menggali tanah, mengangkut material bangunan rumah, memikul bahan makanan, dan lainnya dilakukan dengan semangat kerja keras. Tidak ada kata putus asa dan menyerah meskipun bermandi peluh di terik yang panas.

Seyogyanya kita berada di atas level semut si pekerja keras. Apa pun amanah yang diberikan kepada kita, -terlebih amanah ilahi, sebagai hamba untuk beribadah sepanjang hayat-, alangkah eloknya bila kita tunaikan amanah itu dengan tuntas, cerdas, ikhlas diwarnai dengan kreatifitas tanpa batas. Profesional yang bekerja keras, menyelesaikan semua pekerjaan hingga tuntas, bekerja dengan nalar yang cerdas, bekerja (baca: beribadah) tentu harus dengan niat yang ikhlas.   

Kelima : Taat kepada pemimpin

Saat ada bahaya yang mengancam, presiden semut menyampaikan instruksi yang jelas dan tegas agar seluruh rakyatnya segera ke dalam sarangnya. Bahasa Alqurannya adalah udkhuluu masaakinakum, istilah kekiniannya dikenal dengan stay at home atau di rumah aja. Jawaban kaumnya sami’na wa atha’na.

Ketika pandemi covid-19 melanda dunia, ada imbauan kepada kita agar berada di rumah saja. Barangkali karena imbauan, jadi responnya tidak sempurna. Seandainya instruksi langsung dari orang nomor satu di Indonesia ini, saya yakin respon masyarakat akan berbeda.

Tentu saja sebelum inpres dikeluarkan, sudah mesti diperhitungkan dengan matang secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat singkatnya, nasib lebih dari 240 juta jiwa di negeri untaian zamrud khatulistiwa. Selama lockdown nasional misalnya, semua biaya ditanggung oleh negara (edisi ngarap...hehehe).

Namun, terlepas dari edisi ngarap tingkat tinggi di atas, selama imbauan pemimpin itu baik, kita mesti ikuti dengan baik. Kalau perintahnya untuk kemashlahatan umat, jawaban kita juga sami’na wa atha’na. Bila pemimpin keliru, yo kita koreksi dengan elok, santun dan elegan dengan tata cara yang dibenarkan.      

Keenam : Visioner

Semut mencari makan biasanya tidak untuk keperluan hari itu saja. Mereka upayakan untuk ada cadangan atau tabungan makanan untuk hari esok. Tidak jarang ditemui semut menggotong bangkai hewan tertentu beramai-ramai. Lalu mereka bawa ke sarang sebagai persediaan makanan bersama.

Insting semut ternyata telah sampai ke masa yang akan datang. Bangsa semut makhluk kecil ini ternyata juga visioner. Untuk urusan “perut” juga sudah dipersiapkan untuk beberapa hari berikutnya. Subhaanallah...

Sementara kita hidup bukan untuk makan semata. Namun, kita makan agar bisa survive dalam hidup dan bernilai guna. Selama hidup hendaknya bisa berbagi kebajikan dalam setiap masa dan kesempatan. Setiap peluang yang ada dimanfaatkan untuk beramal shalih. Setiap detik yang kita lalui akan dihisab dan diminta pertanggungjawabannya di hadapan sang Qadhi Rabbul Jalil?. Sedangkan semut bebas hisab.

Apa pun profesi yang melekat di pundak kita saat ini, dituntut agar mendekatkan kita kepada yang Maha Pemberi profesi. Sebaik-baik profesi dan materi yang kita miliki adalah yang mendekatkan kita kepada Allah Ta’ala. Bila profesi dan harta yang kita punya belum atau bahkan membuat kita jauh dari yang maha Kaya, ingatlah istidraj. Apa itu istidraj?. Azab Allah Ta’ala dikemas dalam bentuk pemberian. Wa umly lahum inna kaidy matiin. Na’udzu billahi min dzalik.

Tujuan hidup kita tertinggi harus sampai kepada yang Maha Hidup. Bukankah kita sudah sering mendengar kalam ilahi “ Wa maa Khalaqtu al jinna wal insa illa liya’buduuna”?. Visi kita adalah kembali dari perantauan ini ke kampung halaman kita yang sebelumnya, yaitu surga nan abadi.

Ketujuh : Cepat tanggap

Pernahkah anda melihat kerumunan semut?. Saya yakin, pasti pernah. Di rumah kita sering semut berkerumun. Apa yang mereka lakukan?. Biasanya ada pesta, makan enak dan gratis. Barangkali ada permen, gula, cokelat dan sejenis manakan yang manis lainnya yang berserak.

Entah dari mana datangnya semut-semut itu. Hebatnya, setiap ada benda manis tertumpah tidak butuh waktu yang lama sekawanan semut akan mendekat. Responnya sangat cepat. Ia begitu tanggap dengan apa yang ada di sekitarnya.

Diantara tanda orang yang baik berjiran tetangga adalah yang peduli dengan tetangganya. Warga yang baik itu cepat tanggap terhadap kejadian di masyarakatnya. Siapa pun kita alangkah baiknya bila kita belajar untuk mengasah rasa kepekaan sosial kapan pun dan di mana pun kita berada. Peka, bukan pekak.

Namun, master ini juga mempunyai sifat yang tidak baik. Kita pelajari agar tidak kita amalkan. Sekedar pengetahuan bahwa beberapa hal tentang semut ini tidak elok kita tiru. Apa saja pelajaran yang tidak patut dicontoh dari semut?.

Satu: Serakah, loba, tamak dan rakus. Tidak pernah semut mengangkut makanan lebih kecil dari ukuran tubuhnya. Sifat serakahnya sangat tinggi. Rakus bila bersarang di jiwa manusia, sebagai pertanda ia akan menghalalkan secara cara.

Dua: Bahagia di atas penderitaan semut lain. Saat membawa makanan besar bersama-sama, perhatikanlah beberapa ekor semut naik di atas benda yang digotong. Temannya tengah bertungkuslumus, ternyata ada juga mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Ini namanya celaka lagi mencelakakan. Senang melihat orang lain susah dan susah melihat orang lain senang.

Tiga: Pendendam. Saat tidak sengaja terinjak semut merah, apa reaksinya?. Membalas. Pasti. Serta merta insting menggigitnya bekerja. Sampai mati pun ditahankannya agar bisa membalas sakit hatinya itu. Dasar, semut (maaf pembaca, emosi jadinya, kan ga baik, hehehe...). Semoga hal-hal yang baik (+7) dari master semut ini bisa kita tiru sedangkan yang tidak elok (-3) secara perlahan dan bertahap kita kurangi, hingga pupus sama sekali. Wallahu a’lamu bisshawaab...

 

Mari ikut ke pasar belanja pakaian

Belanja kita bagikan ke pakir miskin

Dari semut kita belajar tujuh kebaikan

Semoga link ini dibagikan kepada yang lain

 

Pembaca yang mulia...

Bila pembaca menemukan banyak kesalahan, jangan ragu pembaca. Memang salah saya. Saya sedang belajar, yo belajar boleh dong salah. Sampaikan aja saran dan kritik di kolom komentar yach. Atau wapri ke 0853 6322 5223. 

Mohon sebar tulisan ini kepada yang lain, sebagai salah satu upaya dakwah dan berbagi ilmu. Pasti tidak ada ruginya. Bahkan dahsyatnya, terbuka lebar peluang kebajikan. Ya, bahasa agamanya disebut dengan a’mal jariyah. Saya Lisata alias Mr. Lee atau ustadz Li. Terima kasih...matur nuwun...mokacih وجزاكم الله خير الجزاء

             

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post